Senin, 31 Oktober 2011

Pembiakan Mikroba Tanah Merapi


Submitted by admin on 11/02/2011 – 9:10 PMNo Comment
Nawa Tunggal
Jumat, 11 Februari 2011
Bagaimana memanfaatkan lahan pertanian yang tertutup abu vulkanik pascaletusan Gunung Merapi 2010 lalu? Pertanyaan ini menjadi tantangan bagi I Made Sudiana, ahli mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI. Apalagi, dari kajian sosial rekan sejawatnya, direkomendasikan agar tidak gegabah melakukan relokasi penduduk.
Jika itu rekomendasinya, masyarakat sekitar Merapi harus didukung teknologi agar bisa bertahan hidup bersama ancaman bencana Merapi,” kata Sudiana, Senin (7/2) di Cibinong Science Center Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Jawa Barat.
Langkah yang ia ambil salah satunya dengan mengembangkan teknologi isolasi (pemisahan) dan pengembangbiakan mikroba tanah Merapi pascaerupsi. ”Ini supaya mempercepat pemulihan pertanian pada lahan yang masih tertutup abu dan pasir material vulkanik,” kata Sudiana.
Karena itu, Sudiana mengambil ratusan sampel tanah di lokasi yang berjarak 5 kilometer sampai 20 kilometer dari puncak Merapi pada 16 Desember 2010. Lokasi sampel yang mendekati puncak Merapi ada di beberapa desa termasuk Kinahrejo yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Sleman.
Lokasi sampel terjauh diambil di Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Sudiana lalu membawa sampel-sampel tanah itu ke laboratoriumnya di Cibinong.
Dalam beberapa hari, ia berhasil mengisolasi lima komunitas mikroba tanah Merapi dengan mengetahui karakter sebagai penghasil hormon tumbuh, pelarut fosfat terikat, penambat nitrogen, dan penghancur senyawa rekalsitran yang bersifat racun.
Sampel tanah yang banyak mengandung mikroba biasanya diambil dari lokasi yang sudah ditumbuhi kembali tanaman. Beberapa jenis tanaman perintis yang tumbuh pertama kali di Merapi pascaerupsi, antara lain, umbi-umbian seperti talas juga pisang dan rumput gajah.
Fermentor
Setelah mikroba berhasil diisolasikan, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial LIPI Suprapedi bersama timnya melanjutkan pembiakannya. Suprapedi membuat enam tabung pengembang biak mikroba atau fermentor dengan kapasitas masing-masing tabung 20 liter.
”Pembiakan selama empat hari setiap tabung kapasitas 20 liter itu menghasilkan mikroba yang akan dicampurkan ke dalam 2.000 liter air. Larutan tersebut siap dicampurkan ke media tanam dengan cara penyemprotan,” kata Suprapedi.
Media tanam dikemas di dalam polibag supaya unsur hara dan mikrobanya tidak mudah terlarut air hujan. Cara ini juga menghemat air.
Komposisi media tanam itu meliputi 2 kilogram material vulkanik (berupa abu dan pasir) ditambah 1,5 kilogram tanah dan 1,5 kilogram kompos. Kemudian ditambahkan 25 gram pupuk organik butiran atau granula dan disemprotkan 10 mililiter larutan mikroba tadi.
Larutan mikroba itu mengandung 10(10 pangkat 10) mikroba setiap militernya.
Mikroba memiliki unsur utama protein yang selalu membutuhkan unsur karbon untuk hidup. Media tanamnya mutlak dibutuhkan kompos dari bahan-bahan organik.
Selanjutnya, hidup mikroba dengan karakter masing-masing berfungsi menyuburkan tanah.
Usaha kecil
Suprapedi mengatakan, fermentor dirancang untuk mudah diaplikasikan kelompok usaha kecil. Tabung fermentor itu dari tabung penyimpan susu perah yang terbuat dari baja antikarat.
Kemudian disusun rangkaian elektronik yang berfungsi mengaduk cairan mikroba di  dalam tabung fermentor. Sistem pengadukan menggunakan cara magnetis.
”Dengan satu tabung fermentor, setiap empat hari sekali bisa dihasilkan 20.000 polibag untuk tanaman produktif seperti cabai, tomat, timun, dan sebagainya,” kata Suprapedi.
Biaya pembuatan fermentor dengan tiga tabung tidak lebih dari Rp 20 juta. Dengan tiga tabung fermentor, berarti setiap empat hari sekali dapat dibuat tiga kali 20.000 polibag untuk tanaman hortikultura semusim.
Sudiana sudah menguji pembandingan media tanam itu di rumah kaca di Cibinong. Ia pun menunjukkan hasil uji cobanya.
Terbukti tanaman mentimun dengan media tanam tanah Merapi yang ditambah mikroba bisa menghasilkan buah lebih cepat dibanding media tanam tanah Merapi tanpa ditambah mikroba.
Wakil Kepala LIPI Endang Sukara yang pertama kali mendorong para periset LIPI agar berkontribusi nyata terhadap fenomena yang sedang terjadi di Merapi. Teknologi pembiakan mikroba Merapi sebetulnya pengembangan teknologi LIPI sebelumnya dalam pembuatan pupuk organik diperkaya mikroba.
Setelah berhasil, LIPI memberi label produksi pupuk organik itu ”Beyonic”, kependekan dari kata ”beyond organic”, yaitu pupuk yang tidak sekadar berbahan organik, tetapi pupuk organik mengandung pekerja-pekerja jasad renik, seperti kali ini dengan pekerja mikroba Merapi.
(http://cetak.kompas.com/read/2011/02/11/04374911 /pembiakan..mikroba.tanah.merapi)

Venus Express Mendeteksi Keberadaan Lapisan Ozon di Venus


Venus Express(Sumber: Google)
Jumat, 7 Oktober 2011 - "Kita bisa menggunakan observasi baru ini untuk menguji dan menyempurnakan skenario dalam rangka mendeteksi kehidupan di dunia lain."

Pesawat ruang angkasa Venus Express milik Badan Ruang Angkasa Eropa telah menemukan lapisan ozon di atmosfer Venus. Dengan membandingkan sifat-sifatnya dengan yang ada pada lapisan di Bumi dan Mars, akan membantu para astronom dalam memperbaiki pencarian kehidupan di planet lain.
Hasil riset ini disajikan dalam Rapat Bersama Kongres Sains Planet Eropa dan Divisi Sains Planet Masyarakat Astronomi Amerika.
Venus Express membuat penemuan saat memonitor bintang-bintang yang terlihat tepat di tepi planet. Instrumen pesawat ini, yaitu SPICAV, menganalisis cahaya bintang, mencari sidik jari karakteristik gas-gas pada atmosfer saat mereka menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Ozon terdeteksi karena lapisan ini menahan ultraviolet dari cahaya bintang. Ozon merupakan molekul yang mengandung tiga atom oksigen. Menurut model komputer, ozon di Venus terbentuk ketika sinar matahari memecah molekul karbon dioksida, melepaskan atom oksigen.
Atom-atom ini kemudian tersapu ke bagian sisi malam planet oleh angin di atmosfer: maka mereka dapat bergabung untuk membentuk molekul dua-atom oksigen, tapi juga terkadang molekul ozon tiga-atom.
“Deteksi ini memberi kita sebuah kendala yang penting pada pemahaman kimia atmosfer Venus,” kata Franck Montmessin, yang memimpin penelitian.
Ini juga mungkin menawarkan perbandingan yang berguna untuk mencari kehidupan di dunia lain. Sebelumnya ozon hanya terdeteksi di atmosfer Bumi dan Mars. Di Bumi, lapisan ini penting dan mendasar bagi kehidupan karena menahan sinar berbahaya ultraviolet dari matahari. Tidak hanya itu, diperkirakan bahkan telah dihasilkan oleh kehidupan itu sendiri.
Pembentukan oksigen, dan pada akhirnya ozon, di atmosfer bumi dimulai sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu. Meskipun alasan yang pasti mengenai hal itu tidak sepenuhnya dipahami, mikroba yang mengeluarkan oksigen sebagai gas limbah pastinya telah memainkan peran yang penting.
Bersama dengan tanaman hidup, mereka terus melakukannya, terus mengisi oksigen bumi dan ozon. Hasilnya, beberapa astrobiolog berpendapat bahwa kehadiran simultan karbon dioksida, oksigen dan ozon di atmosfer bisa digunakan untuk mengetahui apakah mungkin ada kehidupan di planet.
Hal ini memungkinkan teleskop masa depan menargetkan planet di sekitar bintang lain dan menilai kelayakhunian mereka. Namun, sebagaimana yang disorot dalam hasil riset ini, jumlah ozon sangatlah penting.
Jumlah ozon yang sedikit di atmosfer Mars belum dihasilkan oleh hidup, melainkan hasil dari sinar matahari yang memecah molekul karbon dioksida. Venus juga, sekarang mendukung pandangan di mana ozon sederhana dibangun dengan cara non-biologis. Lapisan ozonnya berada pada ketinggian 100 km, sekitar empat kali lebih tinggi antara bumi dan atmosfernya, dan ratusan hingga ribuan kali kurang padat.
Pekerjaan teoritis oleh para astrobiolog menunjukkan bahwa konsentrasi ozon sebuah planet harus 20% dari nilai bumi sebelum akhirnya kehidupan dianggap sebagai penyebabnya. Hasil baru ini mendukung kesimpulan tersebut karena Venus jelas masih di bawah batas.
“Kita bisa menggunakan observasi baru ini untuk menguji dan menyempurnakan skenario dalam rangka mendeteksi kehidupan di dunia lain,” kata Dr. Montmessin.
Namun, sekalipun tidak ada kehidupan di Venus, keberadaan ozon di sana membawa Venus selangkah lebih dekat pada Bumi dan Mars. Ketiga planet ini memiliki lapisan ozon.
“Deteksi ozon ini memberitahu kita banyak tentang sirkulasi dan kimia atmosfer Venus,” kata Hakan Svedhem, Ilmuwan Proyek ESA untuk misi Venus Express. “Di balik itu, masih ada lagi bukti kesamaan yang mendasar di antara planet-planet berbatu, dan menunjukkan pentingnya mempelajari Venus untuk memahami mereka semua.”
Kredit: Europlanet Media Centre
Jurnal: F. Montmessin, J.-L. Bertaux, F. Lefèvre, E. Marcq, D. Belyaev, J.-C. Gérard, O. Korablev, A. Fedorova, V. Sarago, A.C. Vandaele. A layer of ozone detected in the nightside upper atmosphere of Venus. Icarus, 2011; 216 (1): 82 DOI: 10.1016/j.icarus.2011.08.010

UPDATE TEORI GLOBAL WARMING


dan Lapisan Atmosfer
22/01/2011 oleh riyan alif
Komposisi Atmosfer Bumi tersusun oleh beberapa gas sebagai berikut :
-          Nitrogen                  ( N2 )    = 78,08 %
-          Oksigen                   ( O2 )    = 20,95 %
-          Argon                      ( Ar )    = 0,93 %
-          Karbondioksida      ( CO2 )  = 0,037 %
-          Neon                      ( Ne )     = 0,0018 %
-          Helium                   ( He )     = 0,0005 %
-          Ozon                      ( O3 )     = 0,000004 %
-          Hidrogen                ( H )      = 0,00006 %
-          Klorofluorokarbon ( CFC )  = 0,00000002 %
-          Xenon                     ( Xe )    = 0,000009 %
-          Metana                   ( CH4 )  = 0,00017
Atmosfer mempunyai beberapa lapisan udara yang ketebalan dan karakteristiknya berbeda. Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu dapat kita saksikan melalui animasi video di bawah ini
1. Troposfer
Lapisan troposfer merupakan lapisan udara yang paling rendah. Rata-rata kedalaman lapisan troposfer adalah 12 km. Pada lapisan ini, peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, awan dan hujan terjadi.
2. Stratosfer
Lapisan stratosfer berada di atas tropopause sampai ketinggian berkisar 49 km dari permukaan laut. Pada stratosfer terdapat lapisan isothermal dan lapisan inverse. Diatas stratosfer terdapat lapisan stratopause yang merupakan pembatas antara stratosfer dengan mesosfer.
3. Mesosfer
Lapisan mesosfer terdapat pada ketinggian antara 49-85 km di atas permukaan bumi. Lapisan mesosfer dengan lapisan diatasnya dibatasi dengan lapisan mesopause.
4. Termosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 85-500 km di atas permukaan bumiyang lebih sering disebut dengan lapisan panas ( hot layer ). Pada lapisan ini terdapat lapisan ionosfer yang terletak antara 85-375 km diatas permukaan bumi pada lapisan ini terdapat partikel-partikel ion yang berfungsi memantulkan gelombang radio.
5. Eksosfer
Lapisan eksosfer berada di atas 500 km di atas permukaan bumi. Moleku-molekul pada lapisan ini selalu bergerak dengan kecepatan tinggi.
Lebih jelasnya pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu dapat digambarkan sebagai berikut
Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu
Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu

Lapisan-lapisan Atmosfer


Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa atmosfir terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al Qur’an.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR0PsLJD8L0Uew6-aNTnXZG6NWyH2bd8yH-tseGYljDNCamtkle6dYBJhsZlwZ8ZrsqsOBft3iVThDupKFlAsCS-7dtBrMpF6MTZf422k4sBx64WwbyV6Q27F0xg7JTHW59Mm-J8DabuBG/s200/lapisan-atmosfer.jpg

Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Qur'an, 2:29)

"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." (Al Qur'an, 41:11-12)

Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTFCNm2QP6JP5tRF9ZrPwVjTG1n5BLOq0nGE4YnWAl8WTRgmYcTw71xrNFXMfM_yo2OTQ28w3H7N70yNfQJXUUUjP8IzlELJdeiTY3fjzvRqWjQ44anvZjrQ9UdxYRc6sE3BHPT3iobB0L/s200/atmosfer.jpg

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319- 322)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicdkSKOQiFIJlX3Awz_S3v0UXYOYD4frRZlWG-FmNjHZAo1ggKSA1eEYNydJgJ2U6bRgJy3N2g8wDwiTuVODkAMAn8fm4rljf6qM0YJBZ_ecDpvL9xOnTCHh92npGAgqR0w6Dym-03myRy/s200/struktur-atmosfer.jpg
Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui
bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFVlqJieN70kEJPg7OYI6f5_vc88jL-QRgb_fkZAlwPrTUqEfWFlLfn1MsfnfO8oqMmwfj4SgSkueWyTuRVAug1-xQz0SW6FXOwZX_Px9Lu6infe8LVXrpVNZCUDCvEU3ugbiyPNNj_Obl/s1600/lapisan+ozon.gif
Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2GZebIZJwew1eDNw8UaTA4JIflfG7yafDCKWnYGHMIyjwLV7aBO9m3Mt5vLIzfsy4IYFH6PWYEceyw4sZQ9JYQd5oiOwMm6j52xKC5IweQfniu-_G_6XpQLq3nApJQWcgPu7ctH5VYiaU/s200/atmosfer3.jpg

Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir. 

 Artikel kajian : Harun Yahya; Keajaiban Al-Qur'an,
                        http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html
 AdiT Tri W  20:39:00